Tradisi Unik Festival Omed-omedan di Bali

    Rahajeng rauh di blog saya… Kali ini saya akan memberikan informasi tentang tradisi di Pulau Dewata. Siapa sih yang tidak tahu pulau Bali,, Pulau dengan nuansa tradisi masyarakatnya yang masih kental. Masyarakat Bali memiliki beragam tradisi dan kedudayaan yang unik, termasuk Festival Omed-omedan atau ciuman massal. Ciuman massal yang diikuti muda-mudi Bali ini bukanlah aksi pornografi, melainkan warisan leluhur yang digelar sehari setelah perayaan Hari Raya Nyepi.
    Festival Omed-omedan digelar setiap tahun, sehari setelah perayaan Hari Raya Nyepi. Tujuannya adalah memohon keselamatan dan kesehatan bagi mereka yang ikutserta dalam tradisi ini, juga sebagai penolak bala bagi desa setempat.Seiring dengan perkembangan zaman, terkadang sebagian peserta memanfaatkannya sebagai ajang cari jodoh bagi mereka yang masih jomblo. Banyak sekali pemuda dan pemudi setempat yang berpartisipasi.



Tarian sakral Barong Bangkung juga digelar dalam Festival Omed-omedan
-
    Festival diawali dengan sembahyang bersama di Pura Banjar. Seluruh peserta wajib mengikuti prosesi ini. Setelah sembahyang, para pemuda dan pemudi mulai dipisahkan dalam dua kelompok, yaitu kelompok cowok dan cewek.



Seorang gadis diangkat, untuk dipertemukan dengan seorang pria yang akan menciumnya
  
    Para pemuka adat atau tetua desa, bertindak menjadi “wasit” dalam festival ciuman massal ini. Setelah tetua memberi aba-aba, kedua kelompok cowol dan cewek yang saling berhadapan akanmengangkat salah seorang wakilnya untuk dipertemukan dengan wakil dari kelompok lain.
Setelah itu, terjadilah adu mulut yang sesungguhnya. Bukan adu mulut seperti saling memaki atau perang kata-kata, melainkan mulut beradu mulut. Biasanya sih, peserta cowok  yang paling bernafsu melumat bibir “lawannya” yang masih malu-malu.


Seorang pemudi mencoba menghindari ciuman pemuda
-
    Untuk menghindari ciuman yang makin panas, panitia dan para tetua akan segera mengguyurkan air ke tubuh cowok-cewek yang sedang ciuman. Wah…, basah basah basah! Jadi, kalau ada penonton, wartawan, atau wisatawan yang terlalu dekat, mereka bisa basah kuyup terkena guyuran air.


Untuk mendinginkan suasana, pantia mengguyurkan air ke cowok-cewek yang sedang berciuman
-
   Tradisi Omed-omedan sudah berlangsung sejak abad ke-17. Sebelumnya, festival ini dilakukan pada saat Hari Raya Nyepi. Namun sejak tahun 1978, atau masa Orde Baru, diputuskan untuk menggantinya pada saat Ngembak Geni, atau sehari setelah Hari Raya Nyepi.
   Festival Omed-omedan diselenggarakan sebagai bentuk penghormatan terhadap leluhur. Tanpa disadari, acara ini juga dapat meningkatkan rasa solidaritas dan kesetiakawanan antarwarga, terutama pemuda dan pemudi. Festival inipun dapat menarik kunjungan wisatawan dari dalam negri maupun luar negri.
   Sekian dulu ya guys tentang informasinya, ingat ya !! kalau acara ini tidak sesuai norma di lingkungan kalian,, ya jangan di lakukan ya. Bisa-bisa malah KACAUU !!

1 komentar: